Kalau ngomongin Death Stranding, jujur saja, pertama kali saya mendengar soal game ini, saya cuma berpikir, “Ini game apaan sih? Jalan-jalan bawa paket doang?” Serius, saya skeptis banget. Sebagai gamer yang biasanya lebih tertarik ke game aksi atau RPG dengan pertarungan seru, ide berjalan keliling dunia pasca-apokaliptik sambil mengirimkan barang terdengar… yah, membosankan. Tapi, karena banyak teman yang bilang ini “game masterpiece” karya Hideo Kojima, rasa penasaran saya pun tumbuh.
Dan ternyata, saya salah besar. Game ini bukan cuma soal jalan-jalan. Ada sesuatu yang sangat berbeda di dalamnya, baik dari sisi cerita, gameplay, hingga pengalaman emosional. Jadi, kalau kamu juga pernah ragu-ragu, izinkan saya berbagi pengalaman main Death Stranding.
Cerita yang Menggugah dan Penuh Misteri
Salah satu alasan kenapa saya langsung terpikat dengan Death Stranding adalah ceritanya yang penuh teka-teki. Kamu berperan sebagai Sam Porter Bridges, seorang kurir yang punya misi besar: menyambungkan kembali dunia yang hancur akibat fenomena bernama “Death Stranding”. Dunia di game ini terasa suram, dengan ancaman makhluk tak kasatmata yang disebut BT (Beached Things) dan kondisi cuaca ekstrem seperti Timefall yang bisa mempercepat penuaan.
Awalnya, saya merasa kebingungan. Banyak istilah baru yang dilemparkan ke pemain, seperti BB (Bridge Baby), DOOMs, dan The Chiral Network. Tapi, semakin jauh saya bermain, semakin saya tenggelam dalam cerita. Ada rasa penasaran yang terus mendorong saya untuk mencari tahu, “Kenapa dunia ini jadi begini? Apa hubungannya Sam dengan semua ini? Dan siapa sebenarnya Amelie?”
Pelajaran yang saya petik: jangan buru-buru menilai cerita dari awalnya saja. Kadang, kamu perlu waktu untuk benar-benar memahami kedalaman narasi yang ditawarkan.
Gameplay yang Bikin Penasaran
Oke, mari kita bahas soal gameplay. Pada dasarnya, tugas kamu sebagai Sam adalah mengantarkan paket dari satu titik ke titik lainnya. Kedengarannya simpel, ya? Tapi jangan salah. Hideo Kojima tahu cara membuat hal sederhana jadi rumit (dan menarik).
Yang membuat gameplay Death Stranding unik adalah tantangan dalam navigasi. Kamu harus mempertimbangkan medan, cuaca, berat barang bawaan, bahkan keseimbangan tubuh Sam. Pernah sekali saya membawa terlalu banyak barang, dan Sam jatuh terguling ke sungai. Barang-barang saya hanyut, dan rasanya frustasi banget! Tapi di sisi lain, ada kepuasan tersendiri saat berhasil mengantarkan barang dengan aman.
Ada satu momen yang nggak bakal saya lupa: saya harus melewati area penuh BT di tengah badai Timefall. Jantung rasanya mau copot setiap kali sensor BB berbunyi. Berjalan pelan-pelan sambil menahan napas supaya nggak terdeteksi adalah pengalaman yang benar-benar intens.
Tips praktis untuk gameplay:
- Pilih jalan dengan cermat: Gunakan peta dan scanner untuk mencari rute yang aman. Hindari medan berbatu atau sungai deras.
- Kelola barang bawaan: Jangan serakah membawa terlalu banyak barang sekaligus. Kadang lebih baik melakukan dua perjalanan daripada kehilangan semuanya.
- Manfaatkan alat: Tangga, jangkar, dan kendaraan adalah sahabat terbaikmu. Gunakan dengan bijak!
Visual dan Musik yang Menghipnotis
Satu hal yang langsung mencuri perhatian saya saat main Death Stranding adalah visualnya. Dunia yang digambarkan benar-benar indah dan detail, meskipun terasa sepi dan sunyi. Ada gunung bersalju, padang rumput hijau, dan gurun yang gersang. Bahkan, ketika hanya berjalan-jalan, saya sering berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan.
Tapi yang membuat pengalaman semakin emosional adalah musiknya. Setiap kali lagu dari Low Roar atau artis lainnya muncul, rasanya seperti dihantam perasaan. Ada kehangatan dan kesedihan yang bercampur jadi satu. Salah satu momen favorit saya adalah ketika lagu “Don’t Be So Serious” diputar saat saya berhasil melewati misi berat. Rasanya seperti mendapat pelukan setelah perjalanan panjang.
Pelajaran Hidup dari Death Stranding
Yang mengejutkan saya, Death Stranding bukan cuma tentang game. Ada pelajaran hidup yang terselip di dalamnya. Game ini mengajarkan betapa pentingnya koneksi, kerja sama, dan saling membantu.
Di dunia yang terpecah belah, tugas Sam adalah menghubungkan kembali manusia melalui jaringan. Hal ini terasa relevan banget dengan kehidupan kita saat ini, di mana teknologi sering kali membuat kita terisolasi, bukannya mendekatkan.
Saya juga belajar untuk lebih menghargai proses. Dalam game, perjalanan adalah bagian penting dari misi, bukan hanya tujuannya. Begitu juga dalam hidup, kadang kita terlalu fokus pada hasil dan lupa menikmati prosesnya.
Apakah Death Stranding Layak Dicoba?
Buat kamu yang belum pernah main Death Stranding, saya sangat merekomendasikannya, terutama jika kamu suka game dengan cerita yang kuat dan pengalaman yang berbeda. Tapi, kalau kamu lebih suka aksi cepat, mungkin perlu sedikit bersabar untuk benar-benar menikmati game ini.
Death Stranding bukan game untuk semua orang, tapi kalau kamu mau memberikan kesempatan, ada banyak hal berharga yang bisa kamu dapatkan.
Kesimpulan:
Death Stranding adalah pengalaman yang unik, mengharukan, dan menantang. Bukan cuma soal mengantarkan barang, tapi soal perjalanan emosional yang penuh makna. Kalau saya bisa memberi saran satu hal: jangan takut mencoba sesuatu yang berbeda. Karena, siapa tahu, itu justru akan jadi salah satu pengalaman terbaikmu.
Jadi, apa kamu sudah siap untuk memulai perjalanan bersama Sam Porter Bridges?